Bagaimana cara membuat bibit pisang dari bonggol? Pisang merupakan sebutan untuk tanaman terna raksasa yang mempunyai daun besar dan memanjang dari famili Musaceae. Contoh spesies pisang di antaranya M. acuminata, M. balbisiana, M. sapientum, dan M. xparadisiaca. Tanaman pisang utamanya dimanfaatkan bagian buah untuk keperluan konsumsi.
Saat ini pisang biasanya dikembangbiakkan melalui tunas (anakan). Walaupun relatif mudah, metode tersebut menghasilkan bibit pisang dalam jumlah yang sangat terbatas. Sehingga para petani pun merasa kesulitan untuk mendapatkan bibit pisang yang banyak dalam waktu yang cepat. Itulah kenapa terus dilakukan penelitian tentang upaya memperoleh bibit pisang secara massal. Satu di antaranya melalui pembibitan dari bonggol.
Teknik pembibitan pisang menggunakan bonggol dapat menghasilkan bibit pisang sehat yang berjumlah banyak dalam waktu yang relatif lebih singkat. Ada dua cara yang dapat ditempuh untuk membuat bibit dengan teknik ini yaitu mematikan titik tumbuh pada bonggol dan memperbanyak bibit bentuk kubus. Pada kesempatan kali ini, kita akan belajar bagaimana membuat pisang dari bonggol dengan menerapkan teknik yang kedua.
- Pembentukan Bonggol Pisang Menjadi Kubus
Tebanglah pohon pisang yang telah dipanen. Kemudian bongkar batang pisang tersebut untuk mendapatkan bagian bonggolnya. Bersihkan bagian bonggol pisang ini dari akar dan tanah yang masih menempel di permukaannya.
Carilah mata tunas yang terdapat di dalam bonggol tersebut. Pilih mata tunas yang telah tumbuh dengan ketinggian minimal 2,5 cm. Potong mata tunas tadi sambil menyertakan bagian bonggolnya dengan ukuran 10 x 10 x 10 cm sehingga membentuk kubus.
- Pembersihan Potongan Bonggol Pisang
Potongan-potongan bonggol pisang berbentuk kubus yang sudah jadi selanjutnya direndam dalam air hangat bersuhu 50 derajat celsius atau campuran 2 gram benlate dan 1 cc insektisida/1 liter air selama 15 menit. Tujuannya adalah untuk menyucikan bonggol ini dari hama dan patogen. Kemudian potongan bonggol pisang ini diangin-anginkan selama beberapa saat agar kondisinya mengering.
- Persiapan Media Persemaian
Proses persemaian dilakukan di dalam polybag yang berukuran sesuai dengan ukuran potongan bonggol. Kami menggunakan polybag yang berukuran 25 x 30 cm. Polybag ini lantas diisi dengan tanah yang subur dan pupuk kompos dengan perbandingan 9:1 atau campuran tanah, pasir, dan pupuk kompos dengan komposisi 8:1:1. Tanah yang dipakai harus bersih dan bukan berasal dari lahan bekas tanaman sakit/terserang hama.
Proses persemaian juga dapat dilaksanakan di lahan khusus semai. Perbandingan kandungan tanah, pupuk kandang, dan pasir yang dipakai adalah 8:1:1. Jadi kondisi lahan tidak hanya subur, tetapi juga bertekstur remah. Lahan tersebut dibuat menjadi beberapa bedengan dengan ukuran lebar 50-100 cm dan panjang menyesuaikan. Tanamkan potongan-potongan bonggol pisang berjarak 15-20 cm.
- Penanaman Potongan Bonggol Pisang
Bonggol pisang yang sudah cukup kering lalu ditanamkan ke dalam media semai. Pastikan posisi mata tunas dari bonggol tersebut menghadap ke atas. Jika posisi mata tunas ini sampai terbalik, maka dapat dipastikan bonggol tidak akan menumbuhkan tunas. Setelah itu, bonggol tersebut ditimbun kembali memakai lapisan tanah setinggi 3 cm.
- Perawatan Selama Persemaian
Selama proses persemaian berlangsung, bonggol-bonggol pisang yang disemai harus dirawat secara rutin. Penyiraman dilakukan secukupnya. Jangan sampai penyiraman ini membuat kondisi lahan terlalu basah karena dapat memicu pembusukan dan serangan hama. Untuk menjaga kondisi kelembaban tanah, Anda bisa memberikan mulsa di atas lahan persemaian atau melipat bagian atas polybag ke dalam.
Biasanya tunas pisang akan tumbuh dengan baik pada waktu 3-4 bulan kemudian. Tunas yang sudah memiliki ketinggian antara 20-30 cm bisa digunakan sebagai bibit pisang.