Apakah Anda membutuhkan panduan untuk beternak belut di drum? Belut sawah (Monopterus albus) adalah ikan air tawar yang termasuk dalam famili Synbranchidae. Di Indonesia, belut mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi karena sering dimanfaatkan untuk keperluan konsumsi. Belut biasanya diolah dengan cara digoreng renyah atau dimasak dengan saus.
Mengingat banyaknya permintaan pasar akan belut, budidaya belut pun marak dilakukan. Para petani biasanya memelihara ikan ini di kolam beton menggunakan media lumpur. Sayangnya ketersediaan lahan saat ini semakin menipis. Oleh sebab itu, beberapa petani pun mulai beralih dengan menernakkan belut menggunakan drum.
Berikut ini panduan buat Anda yang ingin memelihara belut di dalam drum!
Persiapan Media Pemeliharaan
Media pemeliharaan yang biasa dipakai untuk memelihara belut ialah lumpur kering, jerami, pupuk kompos, pupuk TSP, dan mikroorganisme starter. Mulailah dengan menyiapkan beberapa drum yang bersih, lalu masukkan jerami setebal 50 cm di bagian paling dasar. Kemudian siramkan mikroorganisme starter sebanyak 1 liter pada jerami tadi. Setelah itu, tambahkan pupuk kompos hingga tingginya mencapai 5 cm. Sedangkan pada lapisan paling atas Anda bisa menaruh lumpur kering setinggi 25 cm yang dicampur pupuk TSP sebanyak 5 kg.
Belut mampu bertahan hidup di tempat tanpa air asalkan kondisinya tetap basah. Namun untuk mendukung pertumbuhan maksimal pada belut peliharaan, Anda bisa mengisi air ke dalam drum hingga tingginya mencapai 15 cm. Disarankan untuk menanam beberapa eceng gondok sebagai tempat persembunyian belut dan menjaga tingkat kelembabannya. Setelah itu, media pemeliharaan ini dibiarkan selama 2-3 minggu agar mengalami proses fermentasi. Tujuannya untuk menormalkan kondisi media tersebut dan menumbuhkan pakan alami belut di dalamnya.
Pemberian Makanan
Belut dikenal sebagai binatang yang memiliki perilaku kanibalisme. Namun sifat tersebut tidak akan muncul apabila kebutuhan makanannya terpenuhi dengan baik. Belut anakan mempunyai karakteristik yang cukup tenang sehingga tidak akan saling mengganggu satu sama lain. Sifat kanibalisme baru mulai akan muncul ketika belut tersebut sudah berusia mencapai 10 bulan. Jadi Anda tidak perlu khawatir memasukkan ribuan bibit belut di dalam sebuah drum. Bahkan beberapa petani mengaku berani memasukkan 9400 bibit belut ke dalam sebuah drum yang berukuran 5 x 5 x 1 m.
Pada dasarnya, belut merupakan binatang karnivora. Ia sangat menyukai pakan hidup dibandingkan dengan pakan mati seperti cacing tanah, belatung, bekicot, keong, ikan cetol, ikan mas, ikan impun, udang, dan lain-lain. Pemberian pakan dilakukan minimal sekali sehari dengan jumlah sesuai bibit belut yang dipelihara. Mengingat belut adalah hewan nokturnal, ada baiknya pemberian pakan dilaksanakan pada waktu sore hingga malam hari.
Guna meningkatkan nafsu makan pada belut, Anda bisa memberikan jamu temulawak (Curcuma xanthorhiza). Tumbuklah temulawak sebanyak 200 gram, lalu campurkan dengan air sebanyak 1 liter. Rebus cairan ini sampai matang. Setelah suhunya dingin, Anda bisa menuangkan cairan temulawak tersebut ke dalam drum.
Anda juga boleh memberikan pelet sebagai pakan selingan, bukan pakan utama. Hal ini dimaksudkan untuk memicu pertumbuhan belut yang Anda ternakkan. Pelet diberikan maksimal 3 kali/minggu dengan dosis sebanyak 5% dari total belut. Misalnya jika Anda memelihara bibit belut sebanyak 40 kg, maka pelet yang diberikan cukup 2 kg.
Pengondisian Media Pemeliharaan
Belut akan tumbuh dengan baik di media pemeliharaan yang memiliki tingkat keasaman sekitar 5-7. Namun seiring dengan waktu pemeliharaan, pH media tersebut akan mengalami peningkatan menjadi basa akibat sisa makanan dan kotoran yang menumpuk. Air yang bersifat basa umumnya berwarna merah kecokelatan. Jika dibiarkan, belut yang dipelihara di media ber-pH basa akan mudah mati. Jadi Anda harus memeriksa pH air di dalam drum secara berkala untuk memastikan kelayakannya.
Selain faktor tingkat keasaman, suhu air pun wajib senantiasa diperhatikan. Adapun suhu yang ideal untuk pertumbuhan belut ada di kisaran 26-28 derajat celsius. Apabila suhu terlalu panas, Anda bisa membikin hujan buatan menggunakan shading net atau tandon air. Perlakuan ini mampu menyeimbangkan suhu di dalam kolam sekaligus meningkatkan jumlah oksigen yang terlarut di air.