Bagaimana cara pembibitan lamtoro dilaksanakan? Proses pembibitan lamtoro dilakukan di tempat persemaian yaitu suatu tempat yang berguna untuk memproses benih lamtoro menjadi bibit/semai yang siap ditanam di lapangan. Proses ini bisa dibilang memegang peranan yang sangat penting dalam mendukung kesuksesan budidaya lamtoro. Sebab pembibitan merupakan kegiatan pertama yang berpengaruh pada tanaman secara langsung.
Walaupun penanaman lamtoro bisa dikerjakan di lapangan langsung, tetapi pembibitan akan memperbesar peluang benih lamtoro bisa tumbuh dengan baik. Begitu pula dengan perawatan yang harus dilakukan selama masa pertumbuhan awal akan semakin mudah. Setelah disemaikan dalam waktu tertentu, bibit lamtoro siap dipindahkan ke lapangan manakala batangnya sudah cukup kuat.
Pohon lamtoro bisa diperbanyak melalui teknik generatif maupun vegetatif. Nah, pada kesempatan kali ini kita akan mempelajari bagaimana membuat bibit lamtoro secara generatif dengan biji. Di bawah ini proses pembibitan lamtoro yang bisa Anda terapkan!
Pengadaan Benih
Benih lamtor berupa biji yang berasal dari pohon induk yang mempunyai batang lurus, tajuknya lebat, memiliki percabangan yang tinggi, kondisinya sehat, dan sudah cukup umur. Biar lebih praktis, Anda bisa membeli benih lamtoro di www.tokotanaman.com karena kualitasnya benar-benar dapat dipercaya.
Setelah biji lamtoro yang Anda butuhkan sudah tersedia, kini saatnya untuk melakukan seleksi. Pilihlah benih yang mempunyai daya kecambah lebih dari 80 persen. Hal ini ditandai dengan tenggelamnya biji saat ditaruh ke dalam air, bentuk biji sempurna dan tidak berlubang, serta ukuran biji cukup besar dan tampak seragam.
Pembuatan Bedengan
Proses pembuatan bedengan dimulai dengan menyiapkan lahan khusus untuk pembibitan sekurang-kurangnya berukuran 5 x 1 meter. Selanjutnya tanah tersebut dicangkul hingga strukturnya berubah menjadi gembur. Cek kondisi tanah, jika terlalu keras Anda bisa menambahkan pasir sebanyak 1/3 dari volume tanah yang akan dibuat menjadi bedengan.
Jangan lupa untuk membuang semua kotoran yang terkandung di dalam tanah seperti akar, batu, dan sampah. Kemudian permukaan tanah pada bedengan dibuat lebih tinggi sekitar 10-15 cm daripada permukaan tanah di sekitarnya. Agar bedengan tidak mudah rubuh, Anda bisa meletakkan kayu, batu, atau bambu sebagai penahan bedengan.
Bedengan-bedengan ini dibuat dengan jarak 50 cm, di mana setiap 5-10 buah bedengan dibuat jalur inspeksi dengan ukuran lebar 2 meter. Kemudian saluran inspeksi dibuat di kanan dan kiri jalur inspeksi ini. Apabila kondisi cuaca terlalu terik, Anda bisa memasang naungan dengan atap miring di atas bedengan. Setelah semua proses di atas selesai, Anda perlu mendiamkan bedengan selama 5 hari supaya kondisinya normal.
Penanaman Benih
Benih lamtoro ditanam pada bedengan dengan jarak 5-10 cm dengan pola segi tiga. Penanaman sebaiknya dilaksanakan pada pagi atau sore hari. Benih lamtoro sebaiknya ditanam pada lubang dengan kedalaman tidak lebih dari 1 cm. Setiap lubang tanam tersebut cukup diisi dengan 1 biji lamtoro.
Setelah proses penanaman benih lamtoro selesai, Anda perlu menyiram bedengan untuk menjaga kelembabannya. Penyiraman sebaiknya dilakukan dengan mengarahkan air ke udara sehingga tekanannya tidak akan merusak struktur bedengan. Penyiraman harus dilakukan secara teratur hingga tanaman berusia 25-30 hari atau tingginya telah mencapai 10 cm.
Penanaman di Polybag
Bibit lamtoro yang telah berusia cukup lantas dipindahkan ke dalam polybag. Hal ini bertujuan untuk mempermudah proses pemindahan bibit ke lapangan, khususnya jika jarak tempat pembibitan dengan lahan terbilang cukup jauh. Namun ada pula beberapa varietas lamtoro yang memiliki daya tahan sangat bagus sehingga tidak perlu dipindahtanamkan ke polybag terlebih dahulu.
Mulailah dengan menyiapkan tanah untuk bedeng sapih dengan ukuran 5 x 1 m. Berikutnya bersihkan area tersebut dari sampah dan sisa tanaman lain, serta ratakan pula ketinggian permukaannya. Selanjutnya pasang sebuah palang penanda dari kayu setinggi 20 cm di tepi bedengan.
Siapkan polybag yang berukuran tinggi 7-10 cm dengan ketebalan 4 mm. Masukkan media tanam yang telah dicampur dengan pupuk phosphat sebanyak 1 gram/polybag. Kemudian buatlah lubang saluran air di pinggir polybag antara 12-18 lubang. Setiap polybag lalu ditanami dengan 1 bibit lamtoro. Polybag yang telah berisi bibit lamtoro ini selanjutnya disusun di bedeng sapih. Setelah itu, tulis keterangan bibi tersebut pada palang penanda yang berisi nama varietas, jenis bibit, tanggal penyemaian, dan nomor bedengan.