Budidaya Ulat Hongkong dari A sampai Z

Apakah Anda tertarik untuk membudidayakan ulat hongkong? Ulat hongkong sering digunakan sebagai pakan alternatif untuk hewan peliharaan. Tidak hanya burung, ikan dan reptil pun sangat menyukai jenis makanan yang satu ini. Karena mengandung protein yang cukup tinggi, pemberian ulat hongkong secara teratur dapat meningkatkan bobot binatang peliharaan dalam waktu yang relatif cepat.

Ulat kandang merupakan larva dari serangga sejenis kumbang yang bernama latin Tenerbio molitor. Ulat ini mempunyai panjang tubuh rata-rata mencapai 3 cm. Warnanya kekuning-kuningan dan tampak mengkilap karena memiliki tekstur permukaan yang licin. Beternak ulat hongkong termasuk budidaya yang sangat menguntungkan karena tingkat permintaannya yang cukup tinggi.

budidaya-ulat-hongkong.jpg

Buat Anda yang ingin membudidayakan ulat hongkong, simaklah panduan berikut ini :

  1. Pemilihan Induk

Jumlah induk ulat hongkong yang disediakan sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan kita dalam membudidayakannya. Untuk tahap pemula, kapasitas induk tersebut tidak boleh lebih dari 2 kg agar pertumbuhannya bisa maksimal. Ulat yang dipelihara dalam jumlah yang tepat akan memiliki ukuran yang besar dan panjang mencapai 15 mm. Sedangkan jika populasi ulat terlalu padat, maka pertumbuhannya akan terhambat. Apabila siklus hidupnya berlangsung dengan baik, ulat hongkong akan berubah menjadi kepompong dalam waktu 7-10 hari.

  1. Pengambilan Kepompong

Pengambilan kepompong bertujuan untuk meningkatkan potensi hidup kepompong tersebut dan menyeragamkan waktu perubahannya menjadi kumbang. Ulat-ulat induk yang sudah berubah menjadi kepompong di tempat pemeliharaan selanjutnya dipunguti satu per satu untuk dipindahkan ke tempat perawatan khusus. Frekuensi pengambilan kepompong ini bisa dilakukan setiap 3 hari sekali.

  1. Pemilihan Kepompong

Ciri-ciri kepompong yang baik yaitu berwarna putih kecokelat-cokelatan. Kepompong yang masih berwarna putih bersih artinya masih berumur muda. Sedangkan apabila warnanya sudah kehitam-hitaman berarti ulat di dalamnya telah mati. Semua kepompong terpilih lantas diambil secara hati-hati menggunakan tangan. Berikutnya, kepompong tersebut dimasukkan ke dalam tempat perawatan khusus yang sudah diberi alas dari koran. Usahakan tidak ada kepompong yang saling bertumpuk satu sama lain. Kemudian tutup kembali tumpukan kepompong tersebut dengan koran.

  1. Perlakuan Kumbang

Pada umumnya, perubahan kepompong menjadi kumbang akan berlangsung dalam waktu 10 hari. Mula-mula sayap kumbang tersebut akan berwarna cokelat muda yang mengindikasikan kalau kondisinya masih rentan. Setelah sayap tersebut berubah warna menjadi hitam, barulah Anda bisa memindahkannya ke dalam tempat pembibitan. Kumbang yang siap ditelurkan ini dimasukkan ke tempat khusus yang telah diberi alas dari kapas. Proses ini biasanya akan berlangsung selama 7 hari.

  1. Penetasan Telur

Kapas yang sudah berisi telur kumbang selanjutnya dipindahkan ke tempat penetasan telur secara terpisah. Dalam waktu kurang lebih 10 hari, telur tersebut akan menetas menjadi ulat hongkong. Ulat hongkong bisa dipanen setelah terpisah dari kapas yakni pada usia sekitar 25-30 hari.

  1. Pemberian Pakan

Makanan yang bagus untuk ulat hongkong antara lain sawi hijau, selada, sawi sendok/pakcoy, ampas tahu, dedak, tepung tulang, dan voor. Agar ulat hongkong yang dibudidayakan memiliki ukuran yang besar, Anda harus memperhatikan asupan proteinnya. Berikanlah makanan dalam jumlah yang cukup agar tidak meninggalkan sisa yang dapat mengotori tempat pemeliharaan. Kami akan membahas pakan bagi ulat hongkong secara mendalam di artikel berikutnya.